Lebih Penting Mana: Presensi atau Liga?

Mahasiswa mana sih yang nggak cuma mementingkan aktivitas di luar akademis. Kalau pun ada, itu hanyalah mahasiswa abadi — mahasiswa yang lebih mementingkan nonakademis ketimbang akademis — dan mahasiswa yang dari kelihatannya saja sudah melenceng dari aturan. Tapi yah, sepertinya kelas saya lebih condong ke kelompok mahasiswa yang masih rajin, soalnya ya masih maba alias mahasiswa baru. Begitulah.

Ada satu masalah yang ingin saya angkat terkait soal presensi, dan ini saya ingin kaitkan langsung dengan sebuah acara yang sekarang ini lagi booming di kalangan mahasiswa Fakultas Informatika, yaitu liga dalam rangka merayakan Dies Natalis Fakultas Informatika Telkom University. Masalahnya adalah kelas saya mengalami delik saat mengetahui jadwal liga bentrok sama jadwal Kalkulus I pada hari ini.

Aturan liga sendiri menyatakan bahwa jadwal liga HANYA BISA DIGANTI jika ada kuis atau praktikum. Itu berarti bahwa selain jadwal praktikum dan kuis, jadwal tidak bisa diganti dan hanya bisa mengikuti liga kecuali dengan izin. Akan tetapi meminta izin pun rasanya susahnya setengah mati, soalnya dosennya sendiri pun punya jadwal tersendiri dan tidak bisa sembarangan minta izinnya.

Saya sudah coba rundingkan hal ini dengan pihak koordinator kelas di liga bulu tangkis dan juga teman-teman yang ikut bermain bulu tangkis sekalian. Dan ternyata respon mereka pun negatif. Hanya karena ada kelas, mereka kira mereka nggak bisa bolos sembarangan dan meminta izin dari dosen untuk tidak menghadiri kelas. Dan paling parahnya pula, koordinator (termasuk saya) termakan omongan dari salah seorang teman, yang mana disebutkan bahwa Kalkulus I HANYA BISA BOLOS TIGA KALI. TIGA KALI!!! Bayangkan coba. Tiga kali, dan teman saya baru bolos izin sekali.

Dan akhirnya pun koordinator kelas untuk liga bulu tangkis terpaksa mengwalk outkan tim bulu tangkis kelas karena alasan klise.

361658
Dan pihak panitia pun sudah mengonfirmasikannya…

Entah mengapa, gayung bersambut. Sore hari ini saya balik ke kamar dan baru kepikiran bahwa Kalkulus I masih bisa boleh bolos sampai sembilan kali. Soalnya Kalkulus I itu hitungannya 4 SKS, dan ada tiga kali pertemuan. Tiga kali empat belas pertemuan saja sudah jadi 42 pertemuan. Dan itu sudah termasuk sembilan kali boleh bolos dari total capaian kehadiran yang minimal 75%.

Saya bingung. Saya kecewa. Dan saya bersalah atas ketelatan apa yang saya harusnya pikirkan, langsung saat itu juga saya PERINTAHKAN ke mereka untuk tetap main. Nyatanya semangat mereka pun nihil. Cuman beberapa orang saja yang masih niat main. Selebihnya? Entahlah ada yang latihan atau tidak.

Semoga ini jadi pelajaran untuk saya agar tidak terjadi kesalahan yang sama, dengan menyia-nyiakan waktu bertanding dengan kelas lain yang seharusnya bisa. Tapi dengan mindset klasik “takut nggak bisa lanjut kuliah gara-gara presensi kurang” justru malah menghancurkan itu semua. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *